Kehidupan pribadinya sangat sederhana, ketika menerima tamu rumahnya beralas tikar, kegiatan ceramahnya selain di masjid, diutamakan ke instansi-instansi pemerintah dan BUMN. Begitu sederhananya Aa' Gym, hingga materi ceramahnya cukup mengulas keadaan dilikungan hidup sehari-hari beserta solusinya, sehingga essensi ceramahnya banyak mengena kepada para umat.
Selain itu untuk menunjang perekonomian beliau mengembangkan koperasi, dan bisnis lainya, juga bekerja sama dg radio dan TV swasta, yang sekarang sdh punya sendiri. Ketika itu Bulan Ramadahan Aa' Gym pertama kali bekerja sama kontrak dg RCTI untuk berdakwah ke seluruh pelosok Indonesia berkendara helikopter agar cepat dan mudah dijangkau ( dikontrak 3 M), mudah-mudahan saya salah info.
Selanjutnya Aa' Gym menjadi terkenal diseluruh Indonesia, ceramahnya banyak menghiasi layar kaca, untuk ceramah di darat, beliau berikan aturan yaitu harus di tempat luas, lapangan, terminal atau di Masjid besar agar ceramahnya lebih efektif. Untuk Masjid-Masjid kecil seperti di kampung sudah tidak kebagian jadwal waktu.
Seiring kemajuan pesat dakwahnya pesat pula kehidupan keluarga dan pesantren nya, banyak merekrut merangkul pembimbing atau Ustaz yang profesional. Pesanrennya terkesan netral karena tidak memihak kepada salah satu aliran faham dan golongan, inilah kehebatan Aa' Gym, sukses diberbagai bidang.
Namun siapapun manusianya mau kalangan dan profesi apapun, semua kesuksesan itu akan selalu menghadapi pro kontra, juga harus melewati seleksi alam, ini mutlak pasti terjadi kepada siapapun. Maka terjadilah seleksi alam itu dengan hal yang sangat klasik dikalangan ustaz atau kiyai dan masalah klasik tersebut adalah isu "poligami".
Saat itu bukan media saja, tapi seluruh jamaah, dan masyarakat Kota Bandung dan sekitar pesantrennya tersentak kaget, terhuyung-huyung bagai terpanah ulu hatinya hingga berdarah-darah sakitnya. masalahnya sudah dikomitmenkan dalam ceramahnya oleh beliau, bahwa "...istri cukup satu,,". Meskipun mungkin itu bisa berarti satu di bandung dan satu dijakarta.
Maka slogan dan motto "JAGALAH HATI" seolah menjadi batal, karena banyak yang merasa terlukai hatinya termasuk anak, istri, keluarga dan juga tentu pasti mertuanya..?, selanjutnya terjadi perceraian dengan istri tuanya, meskipun akhirnya istri tuanya ruju'/ kembali membangun dan menjaga pernikahan hingga sekarang ini.
KH. Abdullah Gymnastiar, adalah sampel yang paling kuat sebagai figur yg awalnya ordinary people, diangkat media, lalu menjadi populer, famous, terkenal, kaya raya, dan menikah lagi, lalu ditendang hingga tersungkur dan dicampakkan oleh media, seolah "pendosa" yg paling fatal dan tak terampuni lagi. Padahal Arifin Ilham pun poligami, Rhoma juga poligami, Yusuf Mansyur juga diam -diam ternyata poligami, namun karena media tak punya kepentingan mencampakkan mereka, nama mereka masih aman di atas singgasana angin.
Lagian juga itu urusan mereka mau beristri satu atau maksimal empat itu hak mereka, kita tidak memiliki hak apapun untuk menilai mereka dengan rendahnya. Inilah orang Indonesia. Suka "kagetan" dan cenderung shok bila mendengar kata "Poligami", kemudian ribut bukan kepalang. Begitulah, suara media adalah sabda. Maha benar Media dengan segala firmannya. Seperti itulah kiranya kesaktian media. Yang salah bisa jadi menang, yang pendosa bisa tetap bersinar bak malaikat.
Barangkali doa saya yang paling "urgent" agar selamat dari media adalah "Aku berlindung dari godaan media yg terkutuk". Seiring dengan itu semua hingga saat ini banyak bermunculan Da'i-dai baru di media, dan tentu Media TV hanya akan menyuguhkan program acara dengan rating tanpa tau alur dan tujuan dari essensi da'wah yang sesungguhnya.
Mau tukang sol sepatu, tukang gorengan, muallaf yang baru belajar baca Al Quran, asal bisa menyebutkan dalil satu atau dua dari Hadist maupun Al Quran dan memenuhi syarat tertentu ditambah dengan sedikit polesan dengan sorban dan peci maka sejak saat itu tukang sol sepatu bisa jadi Ustaz, tukang gorengan atau muallafpun menjelma menjadi Ustaz dan gelar baru "Pak Kiyai".
Setelah lama tidak nampang di TV Aa Gym badannya semakin atletis saja. Saya yakin itu karena waktu luangnya juga dimanfaatkan dengan sering nge-Gym, yah sesuai lah dengan namanya Aa-Gym. "Badan juga makin bugar dan segar,..... lha wong istri dua kiwo tengen mijeti kabeh" celetuk Mas Joko Arto Putrodoso di pojok sambil nge-Gym biar bisa seperti Aa'Katanya lantang.
0 komentar:
Posting Komentar