Assiry gombal mukiyo, 2013
Betapa
berubahnya Mekah. Ketika dulu sebuah pusat spiritual manusia pertama kali
dibangun oleh seorang manusia pertama di bumi yang bernama Adam As. (S.
AL'AMRAN, 3:96) dibaca: -- inna awwala baitin wudhi'a linna-si lalladzi-
bibakkata muba-rakan wahudan lil'a-lami-n, Adam telah membangun pusat energi
spiritual dan pusat magnet gravitasi enegi ilahiyyah yang bernama ka'bah sebagai
bagian dari pertobatannya karena telah memakan khuldi sebagai sebuah takdir
bhwa manusia memang menjadi pemimpin (khalifah) di bumi dan bukan disurga. Inni
jaa'ilun fi alardhi khaliifah.
Jika
kita duduk –duduk, ketika wajah matahari
redupkan matanya mengerling senja. Kita
bisa merasakan bayang-bayang sebuah bangunan yang menjangkau langit dari arah
Selatan.
Memang di seberang gerbang Baginda Abdul Aziz,
berdiri sebuah super-gedung, yang disebut Abraj al Bait.Raksasa ini lebih dari
600 tingginya menara waktu yang paling jangkung sedunia. Empat muka jam di puncaknya
masing-masing berbentuk mirip Big Ben di London, meskipun mengalahkannya dalam
ukuran diameternya masing-masing 46 m, dengan jarum panjang yang melintang 22
meter. Dan berbeda dari Big Ben, di jidatnya yang diterangi dua juta lampu LED
tertulis "Allahu Akbar.”
Di
Abraj al Bait ada 20 lantai pusat perbelanjaan dan sebuah hotel dengan 800
kamar.Juga tempat tinggal garasinya bisa menampung 1000 mobil.Tapi para tamu
dan penghuni juga bisa datang dengan helikopter (ada lapangan untuk menampung
dua pesawat), karena ini memang tempat bagi mereka yang mampu menyewa, atau
memiliki, kendaraan terbang itu.Ongkos semalam di salah satu kamar di Makkah
Clock Royal Tower bisa mencapai 7.000.000 rupiah.
Dari
ruang yang disejukkan AC itu orang-orang dengan duwit berlimpah bisa memandang
ke bawah — ya, jauh ke bawah — mengamati ribuan muslimin yang bertawaf
mengelilingi Ka’bah bagai semut yang berputar mengitari sekerat coklat.
Saya
tak bisa membayangkan, bagaimana dari posisi itu akan ada orang yang bisa
menulis seperti Hamka di tahun 1938. Apa kini artinya “di bawah lindungan
Kaabah”? Justru kubus sederhana tapi penuh aura itu yang sekarang seakan-akan
dilindungi gedung-gedung jangkung, terutama Abraj al Bait yang begitu megah dan
gemerlap — dengan 21.000 lampunya yang memancar sampai sejauh 30 km dan membuat
rembulan di langit pun mungkin tersisih gelisah redup akan sinarnya sendiri.
Betapa
berubahnya Mekah atau
jangan-jangan malah berakhir.
Hampir
60 tahun yang lalu mereka para arsitek dunia mendirikan Pusat Penelitian Ibadah
Haji di Jeddah.Dengan masygul ia menyaksikan transformasi Mekah berlangsung di
bawah kuasa para pengusaha properti dan pengembang. “Mereka ubah tempat ziarah
suci ini jadi mesin, sebuah kota tanpa identitas, tanpa peninggalan sejarah,
tanpa kebudayaan dan tanpa lingkungan alam.Bahkan mereka renggut nyawa gunung
dan bukit.
Lihatlah di mekkah lapisan-lapisan sejarah.Hampir semuanya ..... Mekah
dibuldoser dan dijadikan lapangan parker.Untung saja makam Nabi juga tidak
dikeruk atau dihancurkan sekalian,karena takut syirik dan khurafat.
Tapi bisakah transformasi Mekah dicegah?
Kapitalisme membuat sebuah kota seperti seonggok besi yang meleleh, untuk
kemudian dituangkan dalam cetakan yang itu-itu juga. Hanya karena
“komersialisasi Baitullah” kota suci itu justru hilang sifat uniknya.
Wahabisme,
adalah kekuatan dibelakang dihancurkannya sisa-sisa masa lalu.Dalam catatannya,
selama 50 tahun terakhir, sekitar 300 bangunan sejarah telah diruntuhkan. Paham
yang berkuasa di Arab Saudi ini hendak mencegah orang jadi “syrik” bila
berziarah ke petilasan Nabi, bila menganggap suci segala bekas yang
ditinggalkan Rasulullah – dan sebab itu harus disembah. Itulah alasan yang di
jadikan tameng bagi wahabisme.Bodohnya orang -orang wahabi ini.
Sejarah Arab Saudi mencatat dihapusnya peninggalan
sejarah itu secara konsisten.April 1925, di Madinah, kubah di makam Al-Baqi’
diruntuhkan.Beberapa bagian qasidah karya al-Busiri (1211–1294) yang diukir di
makam Nabi sebagai himne pujaan ditutupi cat oleh penguasa agar tak bisa dibaca.
Di Mekah, makam Khadijjah, isteri Nabi, dihancurkan dan diluluhlantakkan rata
dengan tanah. Kemudian tempat di mana rumahnya dulu berdiri dijadikan kakus
umum.
Contoh lain bisa berderet, juga protes terhadap
tindakan penguasa Wahabi itu. Di awal 1926, di Indonesia berdiri “Komite Hijaz”
di kediaman K. H. Abdul Wahab Khasbullah di Surabaya, Ekspresi keprihatinan
para ulama, Reaksi dari seluruh dunia Islam itu
berhasil menghentikan destruksi itu. Tapi kini, di abad ke-21, Wahabisme dan Kapitalisme
bertaut, dan Mekkah berubah.
Mengherankan
sebenarnya, di sebuah tulisan dari tahun 1940 Bung Karno mengutip buku Julius
Abdulkarim Germanus, Allah Akbar, Im Banne des Islams. Di sana Bung Karno
menggambarkan kaum Wahabi sebagai orang-orang yang dengan keras dan angker
mencurigai “kemoderenan”, mereka bahkan membongkar antena radio dan menolak
lampu listrik. Tapi kini, seperti tampak di kemegahan Abraj al Bait bukan hanya
lampu listrik yang diterima, tapi juga transformasi Mekah jadi semacam London
& Las Vegas.Apa yang terjadi dengan wahabi ini?
Mungkin sikap dasar Wahabisme tak berubah.
Menghapuskan petilasan (menidakkan masa lalu), sebagaimana menampik
“kemoderenan”, (menidakkan masa depan) adalah sikap yang anti-waktu. Jam besar
di Abraj al Bait itu akhirnya hanya menjadikan waktu sebagai jarum besi. Benda
mati. Dan bagi yang menganggap Waktu benda mati, yang ada hanya rumus-rumus
ibadah tanpa proses sejarah.
Tapi apa arti perjalanan ziarah, tanpa menapak
tilas sejarah dan menengok yang pedih dan yang dahsyat di masa silam?
Saya pinjam kalimat Al Habib Luthfi
Pekalongan ," Mudah sekali menghancurkan islam, hancurkan sejarahnya,
hancurkan peradabannya, jika hindu dan Budha memiliki peninggalan sejarah
,kristen dan katolik juga memiliki sejarah masa silamnya dari bangunan dan
tempat ibadahnya,sedangkan kita sejarah dan bukti -bukti peninggalam islam
telah dihancurkan oleh orang -orang islam sendiri yang mendalilkan khurafat dan
syrik. Maka Islam kelak hanya tinggal mitos dan cerita atau dongeng pengantar
tidur belaka.Islam dianggapa hanya sebuah cerita dan novel karena jika ditanya
" mana bukti sejarah dan peninggalannya? kita diam seribu bahasa tak mampu
berkata bahkan bercerita karena dianggap
tidak ilmiah dan hanya omong kosong jika tidak disertai dengan bukti -bukti
peninggalan sejarahnya yang adiluhung.Maka tunggulah kehancuran Islam".
Ka'bah yang terletak ditengah-tengah kota mekkah
adalah pusat magnet spiritual bagi manusia yang ingin bermesraan dan dekat sedekat
-dekatnya dengan Tuhannya,sekarang seperti menjadi penghalang bagi kedekatan
itu.Mekkah (masjidil Al Haram) yang dalam Al Quran di sebutkan sebagai satu
tempat yang oleh Allah ditumpahkan dan dilimpahkan seluruh karunia dan
keberkahanNya (alladzi baarakna haulahu),kini seperti robot yang menghujam ulu nadi bagi jiwa-jiwa
yang ingin Khusu' menuju pelukan sejatiNya (yaa ayyatuha annafsu almuthmainnah
irji'ii ila rabbiki radiyatan mardhiyyatan).
Sebuah kritik bagi kapitalisme yang berwajah wahabi
dengan mengatas namakan modernitas dan pembaharuan Islam.
0 komentar:
Posting Komentar