Di karenakan ada hadits:
لا تسيدوني في الصلاة
" janganlah engkau menyebut sayyidina kepadaku di dalam sholat "
ساد - يسود mengikuti wazan فعل - يفعل ( بضم العين )
Jika di lihat dari segi i'lalnya:
ساد اصله سود على وزن فعل قلبت الواو الفا لتحركها وانفتاح ما قبلها فصار ساد
ساد :
asal lafadznya adalah سود mengikuti wazan فعل wawu di ganti alif karena berharokat dan jatuh setelah huruf yang menyandang harokat fathah sehingga menjadi ساد
ساد :
itu sendiri adalah fiil lazim atau kata kerja yang hanya sampai kepada failnya,sehingga untuk memuta'adikan fi'il lazim diantara adalah dengan cara mentadl'if 'ain fi'il
ساد => سود
dengan membaca tasydid 'ain fi'ilnya ( huruf wawu ) sehingga ketika berbentuk fi'il amar atau kata kerja bentuk perintah Waqi' mukhotob jamak menjadi تسودوا
Sehingga seandainya kalimat di atas merupakan hadits،seharusnya kalimatnya menggunakan لا تسودوني bukan لا تسيدوني
Justru dalam hadits lain nabi bangga mengatakan سيد:
انا سيد ولد ادم ولا فخر
"Saya adalah sayyidnya anak cucu adam bukan karena sombong "
والله اعلم بالصواب
0 komentar:
Posting Komentar