Mantan Presiden Afrika Selatan, Nelson Mandela pernah berkata "Cukup
berikan yang terbaik bagi kampung halamanmu, maka kamu bisa membawa
dampak positif dan bermaanfaat bagi masyarakat di sekitarmu".
Inilah motivasi yang mengilhami saya untuk membangun dan mendirikan
Pesantren Seni Rupa dan Kaligrafi ( PSKQ Modern) di Kampung sendiri yang
saya nobatkan sebagai "Kampung Kaligrafi Indonesia bertaraf
Internasional". Saya melakukan itu setelah saya bertahun -tahun
berkeliling nusantara dengan berguru Kaligrafi, mengasah Seni Rupa
terapan, mengikuti ratusan lomba dan menggondol ratusan prestasi baik
juara kaligrafi tingkat kecamatan, Kabupaten, Propinsi, Nasional dan
ASEAN.
Jika ada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang merupakan
salah satu jenjang pendidikan menengah yang bertujuan mempersiapkan
lulusannya bisa langsung bekerja. Maka PSKQ Modern adalah Pesantren
Kejuruan yang memberikan bekal keahlian peserta didiknya/Santri memilki
keahlian dan keterampilan dibidang Seni Kaligrafi dan Seni Rupa Islam
Modern.
Hal ini sesuai dengan isi Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 3 mengenai tujuan pendidikan nasional
dan penjelasan pasal 15 yang menjelaskan tentang pendidikan kejuruan
adalah program pendidikan yang mempersiapkan peserta didik/Santri
terutama untuk bekerja di bidang tertentu.
Seperti program yang
sudah berjalan, setiap Santri PSKQ Modern diberi bekal tentang ilmu
agama yang menjadi pupuk dan pondasi utama agar memiliki akhlaq yang
lebih baik.
Santri-Santri PSKQ Modern diberikan wawasan dan
pengetahuan yang luas dengan mempelajari banyak buku dan referensi
secara rutin juga didorong dan dilatih agar bisa berwirausaha (memiliki
jiwa enterpreneurship) atau kewirausahaan seperti usaha mandiri dengan
berkarya Seni dan lainnya atau membuka usaha kuliner seperti Arjuna
Resto sebagai usaha mandiri PSKQ Modern.
Santri PSKQ Modern juga
senantiasa dibekali landasan (basic) berupa pelatihan kerja atau biasa
disebut dengan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) atau PPL (Pesantren Paktek
Lapangan) misalnya dengan mengerjakan berbagai pekerjaan Kaligrafi atau
Seni Rupa dimanapun lokasinya berada melalui CV. Assiry Art.
Sehingga lulusan Santri PSKQ Modern bukan menjadi pengangguran atau
mencari pekerjaan tetapi justru Santri-Santri PSKQ Modern itu mampu
menciptakan lapangan pekerjaan sendiri sehingga bisa memberi manfaat
untuk lingkungan di sekitarnya.
Ini selaras dan sejalan dengan
dakwah yang dilakukan oleh Sunan Kudus yang populer disebut "GUSJIGANG".
GUS (itu bagus akhlaqnya atau berperilaku baik), JI (pintar mengaji)
artinya memiliki dasar ilmu dan pengetahuan dan intelektual yang
memadahi, dan GANG (pinter dagang) yang mengandung arti memiliki daya
kreatifitas yang tinggi dan inovatif dalam menciptakan lapangan
pekerjaan atau menghidupkan dunia usaha/ bisnis.
Saat ini dan di
masa-masa mendatang, jumlah lapangan kerja industri minim jumlahnya,
sementara jumlah pengangguran lebih banyak. Dengan adanya PSKQ Modern
yang memilki program Kejuruan tersebut tentu saja akan membuka lapangan
kerja dengan jumlah SDM yang berpotensi semakin banyak jumlahnya.
Esensinya, belajar di PSKQ Modern menjadi lebih terarah.
Merantau, belajar, kemudian pulang kampung untuk membangun kampung
adalah cara terbaik bagi kita agar bisa menjadikan kampung kita lebih
semarak. Mungkin kita adalah termasuk sebagian orang yang kurang
memperhatikan keadaan kampung kita misalnya kondisi Sekolah atau
Pesantren disana yang serba kekurangan. Entah itu kekurangan tenaga
pengajar, murid-murid bahkan fasilitasnya yang jauh dari kata lengkap.
Di kampung halaman, terkadang kita akan menemui sekelompok warga
penganggguran, kurang cukupnya kebutuhan hidup akibat PHK merupakan
penyebab dari kurangnya kemampuan mereka dalam berwirausaha. Bahkan,
para petani pun sering mengalami gagal panen jika tidak dibarengi
dengan pengetahuan serta fasilitas yang seharusnya wajib terpenuhi.
Nah, dalam keadaan itulah harusnya kita semua ikut mengambil peran
dalam memakmurkan kehidupan warga di sekitar. Mau yang lulusan
Pesantren, lulusan Sarjana atau tidak dari dua-duanya. Apapun bidang
profesi dan jurusan mereka, entah itu dari pendidikan, pertanian,
ekonomi. Lulusan Pesantren pun sudah sepatutnya turut memberikan
kontribusi yang lebih baik. Jika mereka semua sudah mempraktekannya,
otomatis ilmu yang didapat di bangku kuliah atau di Pesantren sudah
benar-benar bermanfaat dalam kehidupan nyata.
Jika ada kampung
Inggris di Pare Jatim, di Jelekong Bandung Jabar ada Kampung lukis, maka
di Kudus Jawa Tengah pun ada Kampung Kaligrafi Indonesia "PSKQ
Modern". Bukankah setiap keahlian, prestasi, dan kemampuan yang besar
pasti akan mendatangkan tanggung jawab yang besar.
Ini saya sikapi
secara positif dan optimis. Jika saya dahulu tergiur dengan tawaran
Pemerintah Brunai Darussalam untuk menjadi Penulis Kaligrafi dengan
tawaran gaji tinggi di Kementerian agama Brunai Darussalam (Hal Ehwal
Ugama) ketika menggondol Juara 1 untuk semua khoth yang dilombakan pada
lomba Kaligrafi tingkat ASEAN pada th. 2002 dan 2006 (Tsulust, Diwani,
Riqah, Naskhi) mungkin saat ini tidak akan pernah ada PSKQ Modern yang
terus mengkader para Santri hingga bisa berprestasi dikancah Nasional
dan Internasional.
Saya masih memilki prinsip yang kuat bahwa
hujan batu di negeri sendiri lebih mulia daripada hujan emas di Negeri
orang lain. Pestasi dan penghargaan Kaligrafi ASEAN dan penghargaan MURI
pembuatan patung Stereofoarm tinggi 16 m th. 2003 yang saya dapatkan
itu menjadikan tekad saya semakin berkobar untuk mengembangkan dan
menaburkan virus-virus kaligrafi dan Seni Rupa kepada siapa saja
meskipun tempatnya di pelosok kampung.
Keberadaan PSKQ Modern
ditengah -tengah padatnya penduduk yang mayoritas berprofesi petani,
buruh pabrik dan sebagian kecil pegawai swasta, membuat PSKQ Modern
menjadi aneh, asing dan berbeda. Bahkan diawal-awal ketika saya mengajar
kaligrafi banyak orang-orang sekitar yang "nyinyir" terhadap saya.
"Belajar kaligrafi itu mau buat apa, bukannya bekerja malah corat-coret
kertas buang-buang duit". Bahkan pernah ada murid saya yang kebetulan
tetangga saya dipaksa pulang oleh kakaknya ketika belajar kaligrafi
karena menganggap kaligrafi itu tidak jelas nasib dan masa depannya.
Tetapi saya adalah karang yang tidak gampang terkoyak hanya terkena
deburan ombak cacian dan makian.
Menjadi sebuah kebanggaan dan
tantangan bagi saya sampai sekarang ini bisa melakukan gebrakan dengan
kendaraan PSKQ Modern bisa mengkader dan mengajarkan kaligrafi dimanapun
berada. Misalnya melakukan kontrak kerja sama untuk mengajar dan
mengisi Workshop Kaligrafi 5 th di Kampus UIN Walisongo Semarang, Jawa
Tengah. Juga menandatangani kontrak kerjasama untuk mengisi Workshop
Kaligrafi di UIN Sunan Kalijaga Jogya.
Bahkan alhamdulillah dari
induk PSKQ Modern, tepatnya disekitar Desa undaan tempat PSKQ Modern
berdiri lahir sanggar-sanggar, workshop kaligrafi dan Seni Rupa yang
bermunculan bagai jamur di musim hujan. Dari pengkaderan dan
kursus-kursus yang diadakan PSKQ Modern dan Assiry Art berdirilah
sanggar-sanggar dan workshop Seni Kaligrafi dan Seni Rupa terapan
seperti Ornamen GRC, Ukir Kayu Kaligrafi, pertukangan, arsitektur
bangunan yang terus mengalami peningkatan pembangunan. Sebut Saja
Sanggar Kaligrafi Gallery Annasr, Farraz Art, Java Art, Ghaza art,
Sururi Art, Omzet Art, Adzauq, Studio 13 dan lainnya.
Ditambah
banyak Santri dan kader-kader PSKQ Modern yang menjuarai even lomba
Kaligrafi tingkat Propinsi, Nasional dan Internasional dengan
mendapatkan hadiah umrah, ONH /Haji gratis, membuat warga kampung
semakin bersemangat dan ikut andil dalam perkembangan dan kemajuan PSKQ
Modern.
Sudah waktunya kita mengantisipasi dan terus melakukan upaya
pengurangan arus urbanisasi ke kota-kota besar. Jangan biarkan
anak-anak muda merantau sampai terlunta-lunta di kota-kota besar,
terutama bagi mereka yang belum memiliki ketrampilan dan keahlian.
Sudah seharusnya kita percaya bahwa kampung halaman masih memiliki
potensi untuk mensejahterakan warganya, selama kita tahu bagaiamana cara
mengelolanya. PSKQ Modern menyadari betul bahwa life skill, keahlian
atau keterampilan menjadi senjata utama untuk menghadapi era global dan
MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) yang sudah berjalan. Bagaimana kita bisa
bersaing dengan Dunia luar jika cuma ijazah Sarjana saja yang kita
andalkan sedangkan Kita tidak memilki kapasitas dan keahlian atau
keterampilan apapun. Jauh sebelum MEA dicanangkan PSKQ Modern sudah
lebih awal mengkader, membina, membekali keterampilan dan keahlian
kaligrafi, lukis, desain intetior, Seni arsitektur dan lainnya yang
sejalan dengan program kemandirian yang digalakkan dan disosislisasikan
oleh Pemerintah RI.
Percayalah bahwa kesuksesan itu akan datang,
selama kita masih memiliki niat dan tekad untuk selalu berbuat baik
kepada siapa saja. Jangan terlalu bimbang dalam menentukan masa depan.
Setelah banyak prestasi dibidang apa saja dan menyandang gelar sarjana,
akan lebih baik dan afdhal jika kita pulang untuk membangun kampung
halaman adalah salah satu keputusan terbaik yang kita miliki.
Yang membuat kita menjadi besar bukan karena harta tetapi keberanian untuk terus berjuang.
Meminjam kata Kahlil Gibran yang indah dan menginspirasi "Nilai
seseorang itu ditentukan dari keberaniannya memikul tanggung jawab,
mencintai hidup dan pekerjaannya.
Untuk semuanya yang telah banyak membantu PSKQ Modern hingga terus berkembang pesat.
I cannot give anything to you, I can only say thank you. May your goodness get the best reward from the God. I love You.....
===============================================================================
Ilustrasi:
1. Inilah Suasana Kampung Kaligrafi Indonesia PSKQ Modern ketika
dikunjungi Camat kecamatan Undaan Bp.Drs. Catur Widiyanto, M.Si, saat
meninjau kebersihan kampung dan berkunjung ke PSKQ Modern.
2.
Kunjungan Bupati Kudus Bp.Musthofa dan Jajaran Staff PEMDA Kudus yang
sedang memberi apresiasi terhadap Karya-Karya Assiry Art dan Santri
-Santri PSKQ Modern saat pameran Kaligrafi di Balai Desa Undaan Lor,
sekaligus beliau memesan untuk dibuatkan Kaligrafi ukuran jumbo di
Kantor Bupati dan di kediamannya.
Muhammad Assiry, 2016
Pengasuh PSKQ Modern.
0 komentar:
Posting Komentar