Assiry gombal mukiyo, 12 Januari 2015
Menurut teori hirarki kebutuhan Abraham Maslow yang pernah saya baca,
manusia itu dibagi menjadi 5 level sesuai tingkat pemenuhan kebutuhan
dalam hidupnya. Pada hakikatnya setiap manusia seharusnya melewati semua
step-step atau level yang ada, namun ada orang tertentu yang langsung
bisa mencapai level tertinggi dari teori hierarki kebutuhan tersebut.
Kira -kira level itu adalah:
- Manusia pada level pertama adalah
seseorang yang kebutuhannya masih seputar kebutuhan fisiologis.
Kebutuhan fisiologis diantaranya seperti makan, tidur, "perngacengan"
atau seksual, dan kebutuhan-kebutuhan fisik yang lainnya. Level ini
merupakan level yang paling banyak dicapai oleh kebanyakan orang.
- Naik satu level di atasnya yaitu ketika seseorang sudah mulai membutuhkan rasa aman.
- Level setingkat lagi adalah ketika seseorang mulai memikirkan
kebutuhan sosial. Termasuk kebutuhan sosial yaitu ketika seseorang
merasa butuh untuk disayangi dan dihargai.
- Menaiki satu level lagi yaitu level dimana seseorang sudah merasa butuh untuk menunjukkan eksistensi dirinya.
Pada level ini seseorang sudah mulai memikirkan bagaimana caranya untuk
menunjukkan keberadaannya hingga akhirnya dia dapat dikenal oleh orang
lain. Dewasa ini pun sudah cukup banyak yang mencapai level ini.
- Untuk level tertinggi dan masih sangat sedikit yang mencapainya yaitu
level ketika manusia sudah berusaha untuk mengaktualisasikan dirinya.
Ketika sudah mencapai level ini, seseorang akan mengorbankan hidupnya
untuk orang lain. Dia sudah tidak butuh untuk dikenal orang lain, yang
terpenting bagi dirinya adalah bagaimana agar dia mampu bermanfaat untuk
orang lain.
Masyaa Allah, Duh Gusti.....Saya meraba diri saya
sangat jauh dari level ini. Saya masih pada tataran, maqam atau level
bagaimana perut saya kenyang, bisa "ngaceng" dan kebutuhan pribadi saya
tercukupi. Soal orang lain cukup apa tidak, bisa makan atau tidak tidak
pernah terlintas dalam benak saya sedikitpun.itu saya.
Meskipun
begitulah level saya, tetapi semoga saya bisa terus belajar dan
berbenah. Tidak untuk mencapai pada level tertentu, tidak untuk apa -apa
dan untuk siapa siapa.Tapi semoga menjadi bukti bahwa saya "pernah
hidup" di dunia ini.
Saya tidak pernah merasa sedikitpun bahwa
yang saya lakukan ini benar atau baik. Justru saya "tahu diri" karena
saya bukan kiyai, ustaz yang alim dan semacamnya yang hafal Al Quran dan
khatam berjilid-jilid kitab kuning.
Jujur
saya adalah orang yang tidak baik dan banyak kekurangan. Tidak sedikit
orang yang menilai bahwa setiap langkah dan perilaku saya
jauh dari Al Quran dan kajian kitab seperti yang diajarkan oleh para
kiyai dan ulama. Singkatnya saya jauh dari kebaikan sebagai manusia,
makanya saya iyakan saja apa kata mereka terhadap saya.
Untungnya saya santai dan tetap cuek dengan mengatakan kepada mereka
yang menilai saya seperti itu. "Memang perilaku hidup saya buruk, tidak
baik dan jauh dari Al Quran makanya saya ingin lebih dekat dengan Al
Quran dengan terus belajar dari Para Ulama dan kiyai. Kalau perilaku
saya sesuai dengan ajaran Al Qur'an tentu saya jadi ulama atau minimal
saya jadi Waliyullah atau kekasih Allah, makanya saya jadinya "gombal
mukiyo". Tapi Kitab Al Quran itu mengajarkan tentang kebaikan bukan
menyimpulkan seseorang secara subyektif apalagi menghakimi".
Al
hamdulillah....... meskipun harus terseok dan tertatih dengan tiap tetes
keringat yang masih ada, tanpa menebar proposal bantuan dan meminta
sumbangan kepada siapapun akhirnya "Gedung Addawwat" PSKQ Modern dengan
ukuran 7,5 m x 15 m dan Workshop PSKQ sudah 95 % jadi juga. Hanya
tinggal finishing dan pengecatan. Selanjutnya pembangunan untuk asrama
para Guru dan pembimbing PSKQ Modern lantai 3 dibelakang "Gedung
Addawwat" PSKQ Modern.
Ya Allah hamba bukan pribadi yang baik,
saya tidak butuh level atau maqam apapun dalam hidup ini. Bimbing dan
tunjukilah jalan hamba selalu kepada jalan orang -orang yang sudah
istiqamah " ihdina asshiratha al mustaqiim". Dan tetapkan hati hamba
untuk teguh terhadap tujuan hidupku yakni menebar virus-virus kaligrafi
di muka bumi ini. Amiiin.
0 komentar:
Posting Komentar