Assiry gombal mukiyo, 27 Desember 2015
Seni Kaligrafi adalah seni yang indah dan universal. Bisa dipelajari
oleh siapa saja, dari bangsa, ras, suku, maupun agama apa saja.
Terbukti seorang yang berkebangsaan Iraq sebut saja WISSAM SHAWKAT,
seorang yang beragama Kristen tapi sangat piawai menorehkan karya-karya
kaligrafi yang sangat memukau indahnya.
Beberapa kali juga menjuarai event lomba kaligrafi tingkat Dunia. Jian
"wedus" tenan, Duh jan paijan....heheehe, kalah aku. Ada yang unik,
justru banyak karyanya yang diambil dari teks-teks ayat Al Quran dan
bukan dari teks injil yang berbahasa arab.
Masak kita yang muslim malah ndak mau belajar, mau belajar tapi ndak
mau istiqomah......cuma sekadar iseng dan ndak serius. malu dung sama Om
Wissam Shawkat. Upp maaf......Banyak sihhhh di Indonesia bahkan
jumlahnya ribuan yang katanya belajar kaligrafi. Tapi sayang banget
kualitasnya jauh jika dibandingkan dengan kualitas karya Si Wissam yang
kristen ini. Ini bahkan sangat memprihatinkan.
Sebagai bukti,
pada tgl 8 Desember 2015 saat diumumkan para pemenang kaligrafi lomba
tingkat Nasional di Bayt Quran, dari yang juara 1 sampai juara
favoritpun belum ada karya kaligrafi yang mampu menandingi kualitas
karya Si Wissam Sawkat yang kata banyak orang dia "KAFIR" karena bukan
Muslim.....baik dari kekuatan kaidah huruf, keindahan komposisi, dan
lainnya, Terasa teriris sembilu hati saya ketika melihat langsung karya
-karya seluruh peserta saat menjadi salah satu dewan Juri lomba
tersebut.
Duhhh
ironinya kualitas kaligrafi di Indonesia. Ini jujur lho, jangan sampai
ada yang tersinggung omongan saya ini. Ini fakta, katanya kaligrafi itu
warisan Islam tapi kenapa kita kalah
kualitas dengannya? Ini pertanyaaan yang ndak perlu dijawab, cukup anda
benturkan kepalamu di dinding atau apa saja saja biar pecah dan dari
dalam isi otak itu muncul jawaban atas pertanyaan saya ini.
Jika
kita sudah mulai ogah, malas-malasan, belajar kaligrafi saja ndak mau
sabar dan telaten. Mau sih belajar tapi niatny cuma untuk MTQ, Duh
Gustii.....terlalu rendah nilai kaligrafi jika dibandingkan dengan
hadiah juara MTQ.
Yah tunggu saja warisan budaya islam yang paling
adiluhung ini berpindah dan diakui orang -orang yang bukan muslim. Terus
sampean jangan "mencak -mencak, dan misuh atau ngumpat" jika itu
terjadi entah dua, lima, atau sepuluh tahun kedepan.
Kalau bukan
kita, terus siapa lagi yang mencintai budaya islam. Cara mencintainya
tentu dengan belajar yang tekun hingga mendapatkan ijazah dan sanad
metode Turki Usmani dari para Master yang kapabel dari Turki seperti
Ustaz Daud Bektasy, Ustaz Hasan celebi, Ustaz Farhad Kurlu, Ustaz
Sahryansyah, dll.
Metode Turki Usmani adalah metode belajar
kaligrafi yang sudah diakui di dunia islam, Seperti yang diterapkan di
PSKQ Modern dan juga Sakal Jombang melalui Ustaz Hamid Bilaid. Semoga
sanggar yang lain ikut berbenah.
Ayo mari terus belajar kaligrafi
hingga lulus dan ijazah. Nanti kalau sudah wisuda dan berijazah dari
Master-master dari Turki tentu kualitas karya kaligrafi kita bisa
seperti punya Wissam Shawkat bahkan lebih dari itu.......mau?
0 komentar:
Posting Komentar