Assiry gombal mukiyo, 19 November 2015
Sebuah tanggung jawab yang begitu berat di dunia bahkan akhirat. Bagaimana tidak berat, pada event lomba kaligrafi tingkat kecamatan, tingkat kabupaten Kudus bahkan lomba tingkat propinsi Jawa Tengah yang sekarang sedang berlangsung saja saya tidak pernah terlibat dan dilibatkan dalam penjurian lomba kaligrafi itu.
Yang pasti alasan pertama karena saya tidak pernah lulus persaratan sebagai apa saja lebih -lebih dalam penjurian kaligrafi. Alasan kedua, saya juga tidak pernah ditunjuk menjadi Juri dalam perhelatan akbar lomba -lomba semacam itu karena saya yakin dan tahu diri bahwa saya bukan termasuk orang yang memiliki kompetensi dan kapasitas untuk menjadi juri, saya masih awwam. Apalagi ko sampai "nekat" dan ke-PEDE-an dengan menyodorkan atau menawarkan diri sebagai juri dalam event-event lomba tersebut, jujur saya merasa belum mampu dan tidak layak karena jauh dari kualitas.
Bagaimana mungkin orang percaya dengan saya, wong saya sendiri saja terkadang tidak percaya dengan diri saya sendiri. Selama ini saya berjalan diluar jalur " nggembel " kemana -mana menebar virus kaligrafi, menikmati hidup saya sendiri, entah tidur diemperan, ditrotoar berteman dan akrab dengan nyamuk dan kecoa, "klesodan" di pinggir -pinggir teras musholla dan " ndlosor" di lantai masjid. Meskipun langkah itu saya menyebutnya sebagai idiom kaligrafi untuk menemukan "jati diri" kaligrafi yang entah kemana.
Semoga Allah selalu menuntun langkah saya yang " kerdil" ini untuk bisa "ndereake", tabarukan dan terus -menerus belajar kepada para Guru saya para Master Kaligrafi Indonesia dan dunia yang sudah masyhur seperti : KH.Dr.Didin Sirajuddin M.Ag, Ustaz H. Syahryansyah Sirajuddn LC, Ustaz H.Isep Misbah M.Ag, Ustaz H.Athoillah M.Ag. Amiiiin.......
0 komentar:
Posting Komentar