Assiry gombal mukiyo, 02 Juni 2015
Teduh rasanya bathin ini ketika mendengarkan petuah -petuahnya sangat bijak.
Th 2006 saya mengundang beliau beberapa kali saat saya mengadakan semacam Pesantren Kilat Ramadhan untuk mengisi materi entrepreneur dan bisnis masa depan. Saat itu PSKQ belum saya dirikan. Kendaraan yang saya tunggangi waktu itu dalam rangka menebar virus -virus kaligrafi dan Seni Rupa adalah KUASS ( Komunitas Seni Kudus) 2003-2007.
Jika Socrates menjadi tokoh yang selalu mengayomi dan meneduhkan dengan kebijaksanaannya. Maka Bp. KH. Basri Thoha adalah labuhan kebijaksanaan dan keteduhan itu sendiri. Inilah pentingnya menghormati guru meskipun barangkali kita masih gagah dan Guru kita semakin renta.
Kegagahan kita sesungguhnya tidak diukur oleh usia kita yang masih muda, tapi kegagahan adalah ketika kita menjadi pohon yang rindang bagi burung -burung kecil sehingga nyaman membuat sangkar disana tanpa harus melihat usia pohon itu berapa.
Tak butuh menggagah -gagahkan diri biar terlihat gagah, Pak Basri begitu gagah dan tetap perkasa dengan membawahi ratusan karyawan di Perusahaaannya, meskipun diusianya yang senja.
Illustrasi:
Bersama Bp.KH.Basri Thoha dan dua asisten saya yang jelita, dalam rangka meeting persiapan Pameran Kaligrafi dan Seni Rupa Islami yang akan diselenggarakan oleh PSKQ Modern bersama santri -santri angkatan 2014/ 2015 di depan Pendoo Kabupaten Kudus pada Tg 12 Juni 2015.
Pameran ini disinyalir sebagai Pameran Akbar yang belum pernah diadakan sebelumnya di Jateng.
0 komentar:
Posting Komentar