Assiry gombal mukiyo, 07 Juni 2015
Ketika sebelum nikah kamu telah menemukan bahagia dalam dirimu sendiri, kamu sudah selesai dengan dirimu sendiri. Maka menikah adalah urusannya membagi dan memberi kebahagiaan.Bukan mencari dan menuntut kebahagiaan.
Jika bahagiamu telah mensamuderai hidupmu maka sampah, kotoran, keburukan hidup, makian, umpatan, hinaan dan cacian tidak akan merubah rasa bahagiamu dengan terus memberikan rasa asin/kebahagiaan.
Lagi-lagi kita sering tertipu oleh peribahasa “Badai pasti berlalu”, malam berganti siang. Kita lupa bahwa hari yang cerah ini ya juga bisa berlalu, sama saja kan ?
Memangnya kamu fikir setelah badai berlalu terus habis badainya dan tidak ada badai lagi. Jawabannya Tidak.
Dan bagi siapapun yang belum menggenapkan hidupnya, carilah pasangan yang bukan hanya sekedar bisa membahagiakan kita, tapi juga yang bisa menyederhanakan kehidupan kita. Karena kebahagian selalu bermula dari kesederhanaan. Semakin sederhana kita melihat kehidupan, semakin banyak kebahagiaan yang akan kita dapatkan.
Puncak kebahagiaan kita yang sesungguhnya adalah ketika kita sanggup membukakan pintu bagi pembahagiaan itu sendiri meskipun perih hatimu.
0 komentar:
Posting Komentar