Assiry gombal mukiyo, 02 April 2015
Dan permasalahan integrasi ini tidak hanya ada di Singapura, di Eropa permasalahan integrasi jauh lebih parah. Saya sangat sering mendengar sendiri di pengajian-pengajian atau di masjid dimana umat Islam mengharamkan demokrasi dan berniat mengacaukan Eropa. Menurut Lee Kuan Yew yang agnostik, setidaknya umat Islam bisa mencontoh umat Kristen yang sudah sadar dari kebodohan abad kegelapan, dimana umat Kristen sekarang tidak lagi menggunakan kekerasan sebagai jalan keluar, berbeda dengan umat Islam yang masih banyak menggunakan kekerasan dengan senjata bahkan bom untuk mencapai tujuannya.
Seyogyanya umat Islam mendengarkan nasehat Lee Kuan Yew, jaman telah berubah, jika umat Islam tidak berubah dan menjadi lebih moderat dan tidak terlalu religius, maka umat Islam akan terus-terusan menjadi gedibal kekuatan dunia.
Dalam konteks NU (Nahdlatul Ulama) sering sekali Guru dan Kiyai saya memberi nasehat agar kita bisa memegang 4 kunci pokok untuk membuka kemajuan dan cakrawala dunia:
1. Tawasuth (Moderat)
2. Tawazun (Seimbang)
3. Tasamuh (Toleran)
4. Al-akhdzu liqodim as-shalih wal akhdzu bil jadid al-ashlah (memelihara tradisi baik dan terbuka terhadap modernitas yg bagus).
Inilah yang membuat Singapura maju, semua agama diterima hidup rukun tanpa ada cekcok dan permusuhan.
Satu hal yang menarik waktu disiarkan di TV Nasional Singapura, bagaimana Pemerintah sukses menghadapi radikalisme.
Sungguh komprehensif, mereka bekerjasama dengan Majelis ulama Singapura, ditentir ulang, disantuni sambil dicarikan pekerjaan yang layak.
Karena kebanyakan yang radikal sebenarnya adalah yang memiliki strata ekonomi kelas bawah.
0 komentar:
Posting Komentar