Tuhan itu Sempurna.
Agama yang diturunkanNya melaui Rasul itu juga Sempurna.
Nabi itupun manusia Sempurna karena diutus Tuhan untuk menyebarkan ajaran AgamaNya.
Otakmu " jebluk" bila mengatakan Nabi Muhammad SAW. Itu manusia biasa hanya karena salah memahami teks ayat. Tentu berbeda batu kerikil dengan batu mutiara, meskipun sama -sama jenisnya batu.
Sedikit mengupas kesempurnaan diri atas Nabi Muhammad SAW.yang justru sering diragukan oleh orang islam yang "ngaku" ummat Nabi SAW.
Makhluk Allah yang paling utama jelas adalah Sayyidina Muhammad Saw. yang oleh Allah diberikan kelebihan-kelebihan yang tidak dimiliki oleh manusia lainnya. Walaupun salah satu sifatnya "basyarun mislukum", (manusia seperti kalian), demikian satu ayat Al Quran menyatakan. Tapi basyarun mislukum dalam ayat itu sudah dibatasi oleh Allah SWT keumumannya. Allah membatasi keumuman atas Nabi dengan ayat selanjutnya" Yuha ilayya", (aku diberi wahyu), itulah yang jelas membedakan keumuman atas diri Nabi dengan kita.
Jadi "Yuha ilayya" sudah memberikan membatasi keumuman yang ada pada; "qul innamaa ana basyarun mitslukum".
Dengan adanya Yuha ilayya, jelas sudah menunjukan berbeda, sebab orang yang mendapatkan wahyu bukanlah sembarang orang, tidak sembarang basyar ( manusia).Walaupun disebut pada permulaannya; ‘ kana mislukum’, nabi adalah manusia seperti kalian, pasti mislukumnya, mitslukum mukhtarin( orang pilihan), tidak seperti kita. Rasulullah Muhammad itu al mahfudzin (yang dijaga), al ma’sumin, (yang terpelihara), tidak bisa diakatakan sama.
Lalu kenapa Allah Swt mengatakan qul innama ana basyarun mitslukum? Untuk menandaskan bahwa wahyu terakhir diturunkan pada seorang Rasul dari golongan manusia seperti kalian, bukan jin bukan pula malaikat, yang bisa kalian tiru, dan kalian jadikan panutan.
Sudah pasti bahwa Rasul adalah manusia yang luar biasa. Hal itu dibuktikan dengan keluarbiasaan Rasulullah pertama “‘Azizun alaihi ma annitum”, menanggungkan derita umat, kedua “Harisun alaikum ”, rasa cinta pada umat. Yang ketiga “bilmuminina Ro’ufurrohim”, rasa kasih sayang pada kaum beriman.
Masihkah pantas kita menganggap bahwa Rasul adalah manusia biasa?
Tuhan, Agama dan Nabi logikanya tidak perlu dibela, ya karena sudah sempurna.
Justru kalau dibela akan kelihatan tidak sempurna.
Kalau ada yang mengatas namakan membela Tuhan seperti yang dilakukan oleh MUI yang saya lebih suka menyebut kumpulan kiyai sinthing, atau pura -pura membela agama seperti front pembela Islam ( FPI). Saya justru ragu apakah betul bahwa mereka yang membawa label dan simbol Islam itu membela Islam. Padahal terkadang justru menjunjung tinggi hak dan kesejahteraan untuk dirinya atau kelompoknya sendiri.
Kalau Nabi Muhammad SAW. masih hidup, Umat Islam yang melarang dan membatalkan Kebaktian Massal di lapangan terbuka di Pekanbaru itu pasti langsung dihukum berat dan dikutuk dengan hadits. Siapapun yang mengganggu kafir dzimmi sama dengan mengganggu Nabi Muhammad SAW. Beliau melarang keras umat Islam melawan, mengganggu bahkan menyakiti non muslim yang baik dan damai. Jangankan kebaktian dilapangan terbuka, non muslim pun diperbolehkan sembahyang di masjid di jaman Nabi.
Pertanyaannya, umat Islam ini panutannya siapa? Yang dicontoh siapa? Kok perilakunya umat Islam lebih mirip Hitler daripada mirip nabi Muhammad.
Mengalami dan memahami sungai takkan cukup dengan membawa seember air sungai.
Terkadang beragama saja takkan cukup memahami Tuhan.
..............................................................................................................
Forgive others and value other's religion.
0 komentar:
Posting Komentar