Assiry gombal mukiyo, 18 Februari 2015
Yang bingung Jokowi. Tidak melantik BG , Megawati dan KIH marah, lalu dukungan di parlemen semakin berkurang. Melantik BG, kelas menengah marah, dan KPK dilemahkan.
Intinya, konflik ini cuma masalah Megawati atau SBY. Terus terang kalau buat saya, asal jalan tol dan kereta lintas Sumatra sampai Papua jadi, KIS sampai KKS terbagikan, hampir 1 milyar per desa terwujud, pelabuhan dan bandara di seluruh nusantara terbangun, puluhan bendungan terselesaikan, dan dalam 3 tahun swasembada pangan, maka mau menang Megawati atau SBY dalam pertarungan dosa masa lalu ini tidak menjadi masalah.
APBN 2015 sudah diketok, semua program infrastruktur dan kesejahteraan sudah jalan atau mulai jalan. Keributan ini memang akan mengurangi pamor Jokowi sebagai pemberantas korupsi, dan saya masih menganggap Jokowi sebagai bagian dari bajingan koruptor PDIP, tapi bagi saya pemberantasan korupsi itu yang paling utama adalah lewat e-budgetting yang akan menyelamatkan ratusan trilyun, hukuman terhadap koruptor masa lalu hanya akan menyelamatkan beberapa trilyun. APBN 2015 yang dimana pajak naik 400 trilyun lebih bagi saya lebih penting daripada ribut dosa korupsi SBY dan Megawati yang cuma beberapa trilyun. Karena kita memang sudah tahu sejak dulu kalau hampir semua pemimpin masa lalu itu koruptor, dan Jokowi perlu membersihkannya, tapi pelan-pelan jangan gegabah.Karena koruptor di Indonesia itu terlalu banyak sehingga taktik selama di Pemda DKI perlu digunakan, selama ke depan tidak korupsi lagi, korupsi di masa lalu dimaafkan sementara.
0 komentar:
Posting Komentar