Assiry gombal mukiyo, 13 Januari 2015
Dalam beragama kita sering melupakan esensinya. Muhammad mewariskan Islam kepada umatnya, bukan Sunni, bukan Syiah, bukan golongan-golongan apapun yang menumpahkan ratusan ribu nyawa. Yesus mewariskan ajaran cinta kasih Kristiani bukannya Katolik atau Protestan atau Ortodoks. Tentu ini berlaku untuk semua agama lain.
Bahwa perbedaan penafsiran selalu ada, tapi itu sama sekali bukan alasan untuk bertengkar apalagi sampai menumpahkan darah. Mari kita hentikan kebodohan massal ini. Agama telah kita kotori dengan permainan emosi politik ekonomi , dengan ego individu dan golongan, dengan kerendahan akal budi.
Saatnya refleksi besar-besaran atas keberagamaan kita, saatnya menempatkan persaudaraan di atas golongan, saatnya menempatkan perdamaian di atas nafsu penaklukan, saatnya menjadi umat Islam yang baik, umat Kristen yang baik, umat Hindu yang baik, umat Buddha yang baik, umat konghuchu ataupun atheis yang baik. Perbedaan itu biasa, diskursus itu biasa, tapi semua harus dilandasi kedamaian cinta.
0 komentar:
Posting Komentar