Assiry gombal mukiyo, 24 Januari 2015
Sebuah
studi oleh Professor Hossein Askari dari George Washington University
atas 208 negara dunia tentang negara paling Islami di dunia malah
memunculkan semua negara kafir di kategori negara yang paling Islami. 32
negara teratas adalah negara non muslim dan negara islam yang paling
atas cuma di peringkat 33 yaitu Malaysia. Itupun Malaysia sebagaimana
kita tahu korupsinya masih cukup parah, penghormatan atas minoritasnya
ma
sih kurang, dan negara setengah
sejahtera belum setingkat Eropa Barat atau Amerika Serikat atau Asia
Timur.
Peringkat pertama negara Islami adalah Irlandia, disusul Denmark,
Luxembourg, Selandia Baru, dan seterusnya.Bahwa tujuan sebuah negara itu bukan negara Islam, tapi negara yang
islami haruslah disadari. Negara islami yang rahmat bagi semesta alam,
yang melindungi kaum lemah, yang minim korupsi, yang amanah mengemban
daulat rakyat.Sehingga tampak jelas sudah bahwa negara Islam
atau yang mayoritas penduduknya Islam harus mengejar ketertinggalannya
secepat mungkin. Dan juga tampak jelas bahwa keislaman tanpa disertai
dengan usaha sistemik untuk mengurangi korupsi, menebarkan
kesejahteraan, dan tentunya pengelolaan baitul maal (pajak) yang adil
dan merata akan justru mempermalukan Islam itu sendiri, karena dalam
penyelenggaraan negara tidak ada nilai-nilai Islam yang kelihatan.
Sungguh tiada berguna Alquran, Hadits, dan ribuan masjid
bersahut-sahutan menyerukan Allahu Akbar jika rahmatallilalamin tak
nampak dalam kehidupan sehari-hari dan negara dalam keadaan anarki. Ini
tugas semua umat Islam dan penelitian ini seharusnya menjadi cambuk agar
kesadaran itu membahana di dada semua umat Islam beserta para
pemimpinnya yang sudah terlalu lama berbangga-bangga atas Islam tapi
sejatinya menginjak-injak nilai Islami di kubangan lumpur peradaban.
0 komentar:
Posting Komentar