Suatu malam saya diajak berdialog oleh Divani Bilqiz Assiry anak pertama saya yang sudah kelas 2 di Salah satu Madrasah Swasta, yang sedang "mumet" dan gelisah karena hendak menghadapi ujian ahir semester.
"Abi, aku mau tanya," Aby tahu nggak, siapa sih orang yang paling soleh dan mulia di dunia ?"
"Wah, InsaAllah Aby tahu, dung. Memang kenapa kamu bertanya soal itu ?"
Bilqyz tak menjawab, malah bertanya lagi, "Apa dulu orang itu juara kelas di sekolahnya, Bi..?"
"Hmmm, sepertinya tidak. Zaman itu bahkan belum ada sekolah, apalagi sistem peringkat. Tapi beliau memang berakhlak luar biasa, jujur dan bisa dipercaya, yakni Nabi Muhammad SAW. Karena itulah beliau diberi gelar Al-Amin (Yang Terpercaya) dan menjadi orang yang paling mulia sepanjang zaman.
Memangnya kenapa ?"
"Ah, nggak apa-apa. Aku cuma ingin tahu saja," kilah Bilqyz lalu kepalanya menunduk, membolak balik buku pelajaran dan sesekali menggigit pulpennya.
Tapi tak lama kemudian ia kembali bertanya, "Abi tahu nggak siapa sih orang yang paling kaya di dunia ?"
Dengan bangganya aku jawab, "Oh iya, tentu Abi tahu. Abi kan sangat mengikuti perkembangan jaman dan informasi."
Apa dulu orang itu juga juara kelas Bi ?"
Sambil mengerinyitkan dahi, aku jawab, "Sepertinya sih ndak juga yaa. Memang ada apa sih ?"
"Nggak kok Bi cuma ingin tahu saja," jawab Bilqyz kalem.
Tapi pertanyaan Bilqyz rupanya masih panjang. Berturut turut kembali ia bertanya, "Abi kan Juara 1 Kaligrafi tingkat ASEAN, Apakah Abi dulu juga waktu sekolah dapat rangking ?" Haduh pertanyaan Bilqyz membuat saya tersentak kaget dan malu karena waktu aku sekolah dan Kuliyah justru "mbeling" karena sering kabur pulang sebelum jam belajar selesai. Belum sempat aku jawab Bilqyz sudah bertanya dengan rentetan pertanyaan lain yang menggelitik.
Dengan hati -hati dan pelan-pelan aku harus menjelaskan setiap pertanyaan anakku Bilqyz. "Orang-orang hebat atau Selebritas di bidang nya seperti Mbah Marijan Juru Kunci Merapi, Muammar Za Qari' Juara Internasional, atau Michael Jackson, Michael Dell, Tiger Woods, Colonel Sanders, Ray. Kroc, Conrad Hilton, Henry Ford, Thomas Edison, Soichiro Honda, Oprah Winfrey, Robert Kyosaki, Anthony Robbins, Ronald Reagan dan orang orang terkenal lainnya. Menurut Biografi mereka yang pernah Abi baca, tokoh -tokoh itu dulunya anak biasa-biasa saja.
Sepertinya tidak ada yang selalu menjadi juara kelas. Sebenarnya ada apa sih?, Kenapa kamu bertanya-tanya seperti ini ?"
"Ah nggak, Bi Kenapa sih semua orang tua memaksa anaknya untuk selalu jadi juara dan rangking di sekolah ? Lah wong Abi sendiri tahu kalau orang orang hebat dulunya itu tidak mendapat peringkat di sekolahnya. Jadi apa hubungannya antara peringkat dan sukses di kehidupan, ya Bi ?"
Bilqyz kembali menggaruk- garuk kepalanya dengan bibir cemberut karena harus menghapalkan sekian ratus halaman dan berlatih soal-soal untuk UAS besok. Apalagi setelah aku jelaskan juga bahwa aku dulu juga pernah ngga naik kelas dari kelas 1 ke kelas 2 SD.
Baru kali ini aku dibuatnya kehabisan kata-kata. Mataku baru terbuka akan apa yang selama ini tidak aku sadari dan mungkin sebagian besar orang tua di Indonesia tentang dunia pendidikan yang memang tidak masuk akal ini, yang menuntut anaknya harus Juara di Kelas.
Untungnya memang Bilqyz adalah anak yang cerdas dan mendapat Rangking 1 sejak Kelas 1 sampai kelas ll di sekolah Madrasah Diniyyah sore dan juga di Sekolah MI (SD).
Pada "Hari ayah" ini, Semoga Abi menjadi ayah yang baik dan terus mendukung dan mendoakan untuk kesuksesan dan keberhasilan kalian Anak -anakku. Amiiin.
0 komentar:
Posting Komentar