Assiry gombal mukiyo, 28 Oktober 2014
Kebanyakan manusia melihat kesuksesan terletak pada materi( benda) jabatan ,kedudukan dan kekayaan .
Padahal jika kita betul-betul berhasil dan sukses secara hakiki, maka kita pasti melewati duka suka, duka lara berulang -ulang dan berputar berkali -kali. Agar kita tahu fase -fase tersebut adalah tangga menuju ma'rifat kita kepada Allah bahwa Dialah sumber kebahagiaan yang sempurna dan hakiki.
Apabila manusia telah merasa mampu menemukan sesuatu, mengadakan yang tak ada, menciptakan sesuatu, dan berkat itu ia menjadi seniman Nobel, doktor akademik atau sarjana kehidupan, maka karya-karyanya, kata-katanya, lukisannya, musiknya, tak bisa disebut semuanya adalah miliknya (hamba) melainkan berkat kasih karya Allah semata. Kalau kita membaca karya itu, kita membaca karya Allah. Kalau kita dengarkan ia baca Tilawah Al Quran yang merdu, itu kemerduan Allah. Kalau kita nonton pameran lukisan, patung, atau melihat indahnya torehan warna yang padu-padan dengan harmoni dari komposisi kaligrafi yang indah hakikatnya kita nonton lukisan keindahan Allah.
0 komentar:
Posting Komentar